Hari Kamis, hari yang selalu aku
khawatirkan akan kesiapkan ku sebagai kakak, akan semua tanggung jawab aku. Adik
aku yang paling bungsu telah lulus sekolah dasar dan berniat melanjutkan
sekolah menegah pertama di kota pelajar, dia juga ingin masuk pondok pesantren.
Sungguh di sayangkan karena kurangnya informasi adik ku yang paling bungsu
gagal masuk Sekolah menengah pertama, karena itu untuk sekolah akademiknya
terpakasa molor satu tahun, dan dia akan fokus di pondok pesantren. Sebelum adik
aku yang bungsu datang di kota pelajar yang di antar ibu dan bapak. Adik aku
yang pertama sudah hampir 2 tahun ini tinggal di kpta pelajar, kami tidak
tinggal bersama, dia lebih memimilh
untuk tinggal di pondok pesantren sambil menerukan studinya di sekolah gizi
dari pada tinggal bersama aku, komunikasi kami sangatlah kurang, selama satu
bulan pun bisa di hitung jari kami bertemu.
Sekarang adik aku yang bungsu juga akan
tinggal di kota pelajar bersama adik aku yang pertama di pondok pesantren, hal
yang paling aku takutkan adalah, mampu kah aku menjadi kakak yang baik dan
lebih baik lagi?
Kamis pagi tepat pukul 06.00 pagi semua
barang bawaan dan pakaian bapak ibu sudah di susun rapi, sudah 2 minggu bapak
dan ibu tinggal di karena mengantarkan adik aku yang bungsu Fatur untuk
belajar di pondok pesantren dan bersoklah di sini. Ibu dan bapak akan pulang
lagi ke jambi menggunakan pesawat terbang dan jam keberangkatan 07.30 pagi. Aku
dan fatur mengantarkan ibu ke bandara seangkan nugroho adik aku yang pertama
tidak ikut mengantarkan karena tidak enak badan, setelah sampai di bandara, air
mata sangatlah ingin menetes dari pelupuk mataku, aku berussaha tegar agar
fatur tak ikut sedih. Ibu dan bapak sudah masuk kepesawat aku dan fatur pun
pulang, aku tak sadar jika sepanjang perjalanan pulang mata fatur berkaca kaca,
sampainya di rumah dia hanya diam. Dan akirnya menangis, aku tahu yang dia
pikirkan, dia sedih dia takut bayak keakutan yang dia pikirkan. Saat itu aku
hanya terus berdoa agar kau mampu menjadi kakak yang baik buat adik adik aku. Dan
itu pula yang membuat aku berani masuk ke liingkungan pondok pesantren lagi
meski hanya 3 kali dalam seminggu, semua demi adik adik aku.
Setelah solat
isya fatur berangkat ke pondok pesantren bersama nugroho, tak sadar aku
menitihkan air mata saat mereka pergi meningalkan rumah. Hingga aku tak dapat
memejamkan mata, aku selalu merasa bersalah akan sikap aku dulu nugroho, dia
pasti sangatlah kecewa dengan ku, karena sejak dia sekolah di jawa tengah, aku sangat jarang menjenguknya, bahkan sampai dia melnjukan sekolahnya di kota
pelajar aku pun masih tak punya waktu buat dia.
Hari
ini aku dating ke pondok pesantren untuk menjenguk adik aku, mulai dari sini
aku akan mencoba menjadi lebih baik lagi. Fatur sangat sengan akan kedatangan
ku, hingga malam aku bersama adik adik aku, hingga fatur tertidur tanpa aku
sadari, meski aku datang hari ini, aku masih mengecewakan dia, ya aku berfikir
seperti itu dengan sambil menggengan telpon genggam ku, aku baru sadar, dari
pertama aku dating kesini bahkan jauh sejak perama kali dia dating ke kota ini,
aku lebih sering menggengan telpon genggam ku dari pada menggengam tangannya
!!! aku memang belum cukup baik buat mereka.